Lonjakan investasi yang signifikan ini menunjukkan upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah cukup baik dalam menarik investasi.
“Artinya, implementasi tata kelola pemerintah daerah Jakarta di bawah Pj. Gubernur Heru Budi Hartono bekerja dengan baik,” imbuh Manuara.
Secara terpisah, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman mengungkapkan, para investor tetap tertarik untuk berinvestasi di Jakarta, walau sudah tidak menjadi Daerah Khusus Ibukota atau DKI lagi.
“Sekarang kan sudah menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), tetapi Jakarta masih menjadi magnet untuk para investor,” ujarnya pada Selasa, (9/7/2024).
Nurjaman menjelaskan, salah satu yang menarik para investor adalah Pemprov DKI Jakarta mempermudah perizinan untuk usaha.
Terlebih, Jakarta memiliki infrastruktur dan fasilitas yang lebih banyak dibanding dengan provinsi lain di Indonesia.
“Selanjutnya, dari sisi tenaga kerja, Jakarta tidak akan kekurangan. Sebagai kota yang mempunyai penduduk termasuk paling padat, itu juga bisa menjadi sumber daya manusia yang lengkap dengan berbagai ragam pendidikan dan skill,” lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Chelios) Nailul Huda membeberkan, Jakarta sangat luas dengan potensi ekonomi yang terus tumbuh.
“Setiap tahun arus urbanisasi membuat pasar Jakarta semakin tinggi. Belum lagi ditopang oleh teknologi yang cepat diadaptasi oleh masyarakat Jakarta,” paparnya.
Aktivitas ekonomi tersebut meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modalnya di Jakarta. Hal itu terlihat dari indikator PMDN dan PMLN.”Bahkan, setelah ibu kota pindah ke Kalimantan Timur, ekonomi Jakarta tetap menarik, karena merupakan pasar besar dan adaptasi teknologinya,” tandasnya. (Dmn)