“Dulu yang bisa jadi pejabat dari RT, RW, lurah, camat itu pasti Golkar, tapi karena ada peristiwa 27 juli, Reformasi maka ada satu perubahan yang dahsyat yaitu bisa semua anak rakyat mimpinya bisa tercapai,” kata Mbak Ning.
Lebih jauh Mbak Ning mengingatkan sebelum Tragedi Kudatuli ada Tragedi Gambir. Ia tidak ingin tragedi kekerasan ini luput juga dari ingatan rakyat.
Artinya, reformasi tidak berdiri tunggal, ada banyak rentetan peristiwa sebelumnya yang berasal dari kekuatan rakyat melawan rezim otoriter Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun.
“Kita udah digebuk duluan di Gambir. Saya ingat betul saya diselamatkan Pak Pangat Ketua DPC Jakarta Barat walaupun dimasukin taksi, taksinya juga diancurin digebukin macam-macam itulah dulu rezim Soeharto,” pungkasnya.
Turut hadir dalam diskusi tersebut Mantan Aktivis Gerakan Reformasi Partai Rakyat Demokratik (PRD) Wilson Obrigados, jajaran DPP PDIP seperti Sri Rahayu, Yuke Yurike, Bonnie Triyana, serta para organ sayap partai. Terlihat Ketua Umum Repdem Wanto Sugito. Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri pun turut mengikuti acara tersebut melalui daring.