JAKARTA.OTONOMINEWS.ID– Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri menyelenggarakan Lokakarya dan Konferensi Nasional Ecological Fiscal Transfer (EFT) ke-5, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, Rabu (24/7/2024). Acara ini merupakan kolaborasi multistakeholder antara Kemendagri dengan Ford Foundation dan Yayasan Pilar Nusantara (PINUS).
Pada sambutannya, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Ia menekankan pentingnya inovasi kebijakan pendanaan ekologis di daerah untuk mencapai tujuan pemerintah Indonesia dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060.
Restuardy Daud menggarisbawahi tantangan global yang dihadapi saat ini, yaitu triple planetary crisis yang mencakup perubahan iklim, polusi, dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
Laporan IPCC dan WHO mengungkapkan dampak serius dari krisis ini, seperti paparan dampak negatif perubahan iklim terhadap 50-75% populasi global pada 2100 dan 4,2 juta kematian setiap tahun akibat polusi udara.
Program Inovasi Pendanaan Lingkungan Hidup untuk Kelestarian dan Kesejahteraan yang diterapkan melalui insentif kinerja berbasis ekologis telah sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan visi dan misi RPJPN. “Skema EFT ini memberikan insentif untuk upaya konservasi ekologis yang dilakukan oleh pemerintah daerah,” kata Restuardy.