”Risiko penyakit jantung dapat terjadi pada segala umur, bahkan sedari kita masih berada dalam kandungan. Ketika orangtua memiliki jejak penyakit jantung, risiko ini dapat diturunkan ke anaknya sekitar 13-20 persen, bahkan risiko tersebut dapat meningkat hingga 1.5-2 kali lipat ketika kedua orangtua memiliki riwayat ini,” kata dr. Bayu dalam acara edukasi yang digelar Allianz Indonesia.
dr. Bayu juga menjelaskan bahwa salah satu awal mula adanya penyakit jantung ini terjadi ketika plak (plaque) muncul dan mempersempit arteri sehingga menghambat aliran darah. Plak pada jantung sangat mungkin muncul sedari bayi atau sedari muda. Oleh karena itu, pengecekan kesehatan idealnya perlu dilakukan sejak dini, saat berumur 20 tahun.
Selain mengecek kesehatan sedari dini, olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang selama 150 menit per minggu sangat dianjurkan karena dapat menurunkan risiko 20-30 persen lebih rendah daripada orang yang jarang atau tidak pernah berolahraga.
dr. Bayu juga menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan olahraga yang aman dan sesuai kapasitas supaya dapat menakar risiko jantung, yaitu:
Hindari Aktivitas Olahraga Dalam Intensitas yang Tinggi.
Apabila belum terbiasa dengan aktivitas olahraga, khususnya intensitas yang tinggi, risikonya sangat besar terhadap kesehatan jantung. Jikalau ingin olahraga intensitas tinggi, maka harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari kemungkinan terjadinya henti jantung.
Pilihlah aktivitas fisik seperti aerobik atau olahraga ringan seperti berjalan santai sebagai alternatif. Hal ini tidak hanya membantu menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi tekanan darah.
Hindari Overtraining
Olahraga yang terlalu tinggi hingga overtraining dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi sangat kelelahan dan mengalami kesulitan bernapas. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan monitoring, seperti menggunakan smartwatch untuk menghitung nadi.
Untuk memantau detak jantung saat olahraga, kita dapat menentukan rata-rata maksimal heart rate dengan mengurangi 220 bpm dengan jumlah usia kita, lalu dengan memperkirakan target heart rate zone sekitar 50-85% dari maximal heart rate.
Rutin Lakukan Medical Checkup
Dengan melakukan pemeriksaan rutin, kita bisa mengetahui fit atau tidaknya tubuh kita dalam beraktivitas. Selain itu dengan melakukan screening, kita dapat mengecek ada atau tidaknya penyakit jantung koroner (sumbatan pembuluh darah jantung) serta apakah ada gangguan irama jantung pada saat aktivitas.
”Dengan memerhatikan kapasitas kondisi tubuh saat berolahraga, kita memastikan bahwa olahraga yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang maksimal dan aman bagi tubuh. Hal selanjutnya yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan pola makan sehat, jaga berat badan ideal, kelola stres dengan baik, dan mengurangi kebiasaan merokok,” tutur dr. Bayu.
Dalam kesempatan yang sama, Himawan mengingatkan, ”Selain tips penting yang perlu dijalankan oleh masyarakat khususnya kaum muda untuk menjaga kesehatan jantung saat berolahraga, hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah menyiapkan dan memilih produk asuransi kesehatan yang tepat agar bisa memberikan perlindungan ketika suatu saat risiko penyakit jantung terjadi”.[***]