JAKARTA. OTONOMINEWS.ID – Sebanyak 12.040 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ditenggarai mati suri. Data ini diungkap Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi pembicara dalam FGD tentang BUMDes, diselenggarakan Brain Society Center (BS Center), di Jakarta, Rabu (31/07/24).
Ketua MPR RI yang akrab disapa Bamsoet ini mengungkapkan, jumlah BUMDes setiap tahunnya memang terus mengalami peningkatan. Dari 50.199 unit pada 2019, menjadi 51.134 unit pada 2020, kemudian 57.288 unit pada 2021 dan 60.417 unit pada 2022.
Keberadaan BUMDes juga mampu mengelola perekonomian desa di seluruh tanah air hingga mencapai total Rp 3,06 triliun setiap tahun
Namu di balik perkembangan tersebut, juga terdapat berbagai tantangan yang dihadapi BUMDes. Diantaranya adalah, tidak sedikit yang mati suri atau stop beroperasi.
Pada tahun 2019 lalu, misalnya, setidaknya terdapat 2.188 BUMDes tidak beroperasi dan 1.670 BUMDes beroperasi, tetapi belum memberikan kontribusi pada pendapatan desa.
“Pada tahun 2021, meningkat menjadi 12.040 BUMDes yang tidak aktif. Banyak faktor penyebabnya yang harus ditanggulangi,” kata Bamsoet, Rabu (31/07/2024).
Beberapa faktor penyebab tersebut, terang Wakil Ketua Partai Golkar ini, misalnya, BUMDes tidak berpijak pada kekuatan livelihood warga desa, Terjadi disorientasi kebijakan BUMDes dan kepemimpinan desa yang tidak visioner.
“Selain itu, BUMDes tidak membuat desa menjadi berdaya akibatnya laju pembangunan pertanian dan desa melambat, BUMDes tidak didukung perencanaan bisnis berbasis data presisi, BUMDes tidak mampu mengubah mindset generasi muda, dan rendahnya sumberdaya manusia di pedesaan,” ujar Bamsoet.