“Dari pada ganti menteri lebih baik kembalikan tugas masing-masing kementerian sesuai tupoksinya,” tegas Mulyanto.
“Kita tahu selama ini kan Menteri Investasi banyak merambah masuk dan bikin heboh bidang ESDM, seperti kasus pencabutan ribuan IUP (izin usaha pertambangan), pemberian prioritas konsesi tambang kepada ormas keagamaan, perpanjangan izin tambang PT Vale dan PT Freeport Indonesia, dan lain-lain,” sambung Anggota Baleg DPR RI ini.
Mulyanto menegaskan persoalan ruwet justru terletak pada tata kelola dan tugas kementerian terkait bidang ESDM yang tumpang tindih, antara Kementerian Investasi dengan Kementerian ESDM, bukan pada posisi menterinya.
“Ini yang harusnya diurai dan diperbaiki. Belum lagi maraknya kasus-kasus korupsi terkait tambang ilegal timah, nikel, emas dll. yang masalahnya bersifat kronis dan struktural. Juga soal ketidaktepat-sasaran distribusi BBM dan LPG bersubsidi yang berlarut-larut dan menekan anggaran negara dan masalah ketidakadilan,” tukas Mulyanto.
Jelang purna tugas, mandeg pandhita, saran Mulyanto, pemerintah semestinya bersiap-siap pamit mundur dan memberi jalan kepada Presiden Terpilih, bukan malah ‘ngegas’ secara politis kejar tayang saat injury time.
“Tata kelola pemerintahan harus konsisten dijalankan agar terwujud pemerintahan yang baik dan bersih. Bukan sradak-sruduk ugal-ugalan!,” pungkas Mulyanto.