“27 Juli telah telah mengajarkan kepada kita, bahwa serangan ke kantor DPP PDI saat itu bukanlah serangan fisik. Ia adalah serangan terhadap Peradaban, ia serangan terhadap sistem demokrasi, serangan terhadap sistem hukum, serangan terhadap seluruh gagasan-gagasan Bung Karno tentang pentingnya kedaulatan berada di tangan rakyat itu,” ungkap Hasto.
Dari peristiwa Kudatuli itulah, Hasto meminta khususnya kepada jajaran PDIP untuk tak menyerah memperjuangkan demokrasi, ajaran Bung Karno, dan jalan kebenaran.
“Karena itulah jangan pernah menyerah. Kita adalah partai yang justru digembleng yang semakin kokoh menghadapi tantangan dan ujian-ujian sejarah,” tuturnya.
“Untuk itu, selamat menikmati wayang kulit ini. Mari bersama-sama kita gelorakan semangat nasionalisme, patriotisme dengan belajar dari wayang sebagai ritual kehidupan,” tutupnya.
Sementara, hadir dalam acara itu, Ketua DPP PDIP Rano Karno, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono, Wakil Bendahara Umum PDIP Yuke Yurike. Hadir pula senior Partai Emir Moeis serta Ketua DPP PDIP nonaktif yang juga Dubes Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi.
Ketua DPP PDIP Prof Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri pun menyaksikan pertunjukan wayang melalui daring.
Ratusan masyarakat sekitar Lenteng Agung pun hadir menyaksikan pertunjukan wayang tersebut.