Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan bahwa berthing test ini dilakukan dalam rangka uji coba sandar/lepas dan olah gerak kapal yang bertujuan untuk memastikan kelayakan pengoperasian Terminal Khusus (Tersus) Industri Semen SBI, meninjau aspek kepelabuhan, keselamatan pelayaran, serta kelestarian lingkungan.
“Berthing test ini merupakan tahapan penting dalam penyelesaian pembangunan sebuah jetty. Ini juga menjadi bukti komitmen Hutama Karya dalam memastikan setiap proyek yang dilakukan telah memenuhi standar keselamatan yang tinggi,” ujar Adjib.
Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa EPC Talavera Project yang digarap oleh Hutama Karya sejak tahun 2022 adalah proyek milik unit usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yakni PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Proyek ini direncanakan mampu memperlancar kemudahan distribusi semen SBI ke seluruh Indonesia dan memenuhi permintaan pasar ekspor hingga 500,000 ton per tahun.
Adapun EPC Talavera Project yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp 1,118 Triliun ini terdiri dari 3 (tiga) pekerjaan utama, yaitu perpanjangan jetty dengan kapasitas 50,000 Dead Weight Tonnage (DWT) yang sebelumnya 15,000 DWT, pekerjaan silo termasuk sistem feeding (blending silo 1 x 8,000 ton, clinker silo 1 x 15,000 ton, dan cement silo 2 x 18,000 ton) serta extraction atau sistem pengangkutan semen ke dermana (tube converyor 1,000 ton per hour).
“Saat ini progres pekerjaan proyek tersebut sudah mencapai 87,2% secara keseluruhan. Setelah tahap berthing test ini, selanjutnya akan memasuki tahap instalasi peralatan dan bangunan pendukung utilitas yang siap untuk fase operasional,” imbuh Adjib.
Sementara proyek EPC Hutama Karya lainnya yang segera rampung adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU) Muara Tawar atau dikenal dengan nama Muara Tawar Combined Cycle Power Plant Block 2,3 & 4 Add-on Project milik PT PLN Nusantara Power (PLN NP). Berlokasi di Kecamatan Tarumajaya, Desa Segarajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,043 Triliun ini telah mencapai progres keseluruhan sebesar 99,48%.
Pada Rabu (24/7) lalu, proyek ini melaksanakan Seremoni tercapainya Commercial Operation Date (COD) di Gedung Reliability PLN NP UP Muara Tawar, Kec. Tarumajaya, Kab. Bekasi, Jawa Barat, yang dihadiri oleh Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah; CEO EPC BG Doosan Enerbility, Hyeonho Lee; Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto; Direktur Operasi II Hutama Karya, Gunadi; dan EVP Divisi EPC Hutama Karya, Jusuf Sitorus. Seremoni ini menandakan bahwa PLTGU ini siap dioperasikan dan listrik yang dihasilkan dari Generator PLTGU Muara Tawar Block 3 dapat disalurkan ke jaringan listrik milik PT PLN.
“Nantinya proyek ini akan membawa peran strategis dalam memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa, terutama untuk mendukung beban puncak (Peak Load) lebih dari 200 BBTUD (Billion British Thermal Unit Per Day), khususnya di wilayah Jabodetabek,” imbuh Adjib.
Pencapaian COD pada PLTGU Muara Tawar Block 3 adalah hasil kolaborasi dan dukungan stakeholders yang terlibat mulai dari owner, konsultan, subkon, hingga pemerintah. PLTGU Muara Tawar Block 3 diharapkan tidak hanya memperkuat jaringan listrik di Jawa Barat dan sekitarnya, namun juga memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional.
“Dengan pencapaian signifikan pada dua proyek besar ini, menunjukkan peran strategis perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur vital di Indonesia utamanya di bidang energi dan manufaktur untuk mendukung program hilirisasi pemerintah ke depan. Kami akan terus berinovasi, bekerja keras dan cerdas untuk menyelesaikan proyek-proyek ini sesuai jadwal dengan standar keselamatan dan kualitas tinggi,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.