JAKARTA, OTONOMINEWS.ID – Walau mungkin kerap tak dianggap, namun para petugas kebersihan dan pemulung nyata berkontribusi terhadap upaya merawat bumi pertiwi. Namun kehidupan mereka sendiri sulit dan penghasilannya tak menentu.
Sejumlah pemulung dengan uraian air mata melakukan curahan hati ketika hadir dalam acara Hari Konservasi Alam bersama PDI Perjuangan, di Kompleks Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024).
Memperingati Hari Konservasi Alam, DPP PDI Perjuangan (PDIP) mengundang ratusan petugas kebersihan hingga pemulung yang tersebar di Jakarta untuk berdialog dan memberikan edukasi soal daur ulang sampah hingga menjaga kesehatan.
Acara dipimpin oleh Ketua DPP PDIP bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup, MY Esti Wijayanti. Adapun perwakilan petugas kebersihan yang hadir berasal dari Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.
Hadir pula Wakil Bendaraha Umum PDIP Yuke Yurike, jajaran Partai yakni Selly Andriany Gantina, Sri Rahayu, hingga Anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan. Sementara, Ketua Umum DPP PDIP Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto turut menyaksikan secara daring.
Muhammad Gunawan Hanafi, pemulung asal Jakarta Barat menceritakan soal minimnya perhatian terhadap dirinya selama ini. Padahal, dia sudah mendedikasikan diri untuk menjaga lingkungannya tetap bersih.
Sambil berurai air mata, Gunawan bercerita soal dirinya yang tidak pernah mendapatkan Bansos BLT hingga Bansos Sembako.
“Sekarang saya hidup sendiri. Dari lahir di Jakarta, BLT dihapus dan Bansos hilang, alasannya rumah saya enggak masuk data penerima,” ujar Gunawan sambil berurai air mata.
Lalu, Saman, pemulung asal Utan Kayu menyampaikan keluhan soal Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang belum didapatkan oleh rekan-rekannya sesama profesi.
“Kalau bisa saya minta tolong kepada Bapak dan Ibu dari PDIP, saya hanya mewakili teman-teman saya yang ada di Jakarta Timur, dinas kebersihan, dan tukang sampah soal KJP. Teman-teman saya yang anaknya belum dapat KJP. Memang KTPnya Jakarta, tapi ada yang dihapus ada yang belum dapat,” ungkap Saman.
Kemudian, Saidi, pemulung asal Klender menceritakan soal pendapatannya yang tidak menentu setiap bulannya. Sebab, selama ini dia tidak mendapatkan gaji.