Audiensi dengan PWI, Paguyuban TKN Kota Bekasi Keluhkan Ulah LSM dan Wartawan Bodrek

Audiensi dengan PWI, Paguyuban TKN Kota Bekasi Keluhkan Ulah LSM dan Wartawan Bodrek
120x600
a

BEKASI, OTONOMINEWS.ID – Lembaga pendidikan, apalagi di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) harus steril dari segala bentuk intimidasi, provokasi dan aksi demonstrasi yang mengedepankan kekerasan. Karena di tingkat ini anak-anak sedang tumbuh dalam pembentukkan karakternya.

Jika mereka melihat kekerasan di lingkungan sekolahnya atau menyaksikan sesuatu yang berlawanan dengan apa yang diajarkan gurunya, maka pembentukkan karakter yang diajarkan gurunya akan menjadi sia-sia.

Hal ini mengemuka dalam audiensi Para Kepala Sekolah (Kepsek) TKN Kota Bekasi dengan Ketua PWI Bekasi Raya Ade Muksin SH dan Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Ismail Lutan di Bekasi, Senin (19/08/2024).

Audiensi digelar atas permintaan Paguyuban TKN Kota Bekasi yang belakangan ini merasa tidak nyaman oleh berbagai aksi, baik oleh oknum yang mengaku wartawan (wartawan bodrek) maupun LSM-LSM, yang tidak ada relevansinya dengan dunia pendidikan.

Terakhir dialami oleh TKN 6 Bekasi yang tiba-tiba lembaganya diberitakan secara sepihak, tendensius dan tanpa konfirmasi oleh wartawan. Pemberitaan itu, ungkap Kepsek TKN 6, Ary Mugiasih S.Pd sangat merugikan reputasi lembaganya yang dibangun dengan susah payah. Bahkan dari nol. Karena dialah yang ditugaskan Disdik Kota Bekasi merintis TKN 6 tersebut, pada tahun 2019 sehingga menjadi salah satu TKN terbaik di Bekasi.

“Kami para guru sangat tertekan karena sekolah kami diberitakan macam-macam. Harus diingat, kebijakan apa pun yang kami lakukan, selalu kami komunikasikan dengan atasan kami, dan sudah ada kesepakatan antara orang tua dan pihak sekolah. Hal itu dilakukan juga oleh seluruh kepala TKN Kota Bekasi,” kata Ary Mugiasih.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Kepala TKN 3 Kota Bekasi, Nunung. Sekolahnya pernah didatangi oleh beberapa orang yang mengaku wartawan. Mereka nanya ini-nanya itu, dan pertanyaannya sangat intimidatif. Tapi ujung-ujungnya si oknum minta ongkos transport.

Ada juga yang dialami oleh Kepala TKN 10, Ibu Eha. Sekolahnya didatangi sejumlah orang yang mengaku wartawan yang menanyakan proses pembangunan gedung sekolahnya. Oknum itu minta data ini itu dan sebagainya. Ujung-ujungnya mereka minta duit juga. Sampai akhirnya, ketika ada orang yang ngaku wartawan dia ‘ngumpet’. Takut diintimidasi.

Banyak lagi keluhan yang disampaikan oleh Kepala TKN Bekasi itu, yang intinya mereka sangat terganggu, bahkan takut jika berhubungan dengan wartawan atau LSM.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PWI Bekasi Raya Ade Muksin mengatakan apa yang dialami oleh para Kepala Sekolah TKN Kota Bekasi sangat memprihatinkan. Ia berjanji akan membantu mereka yang merasa terintimidasi oleh ‘oknum’ wartawan dan LSM tersebut.

“Saya sangat prihatin dengan permasalahan yang ibu-ibu alami. Tapi harus diingat itu adalah oknum. Wartawan yang benar, yang tergabung dalam PWI Bekasi Raya tidak akan melakukannya. Kalau ada yang melakukan kami akan tindak sesuai aturan organisasi,” tutur Ade.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *