Dalam sesi tersebut, para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, aktivis lingkungan, dan perwakilan media, diberikan pemahaman mengenai cara menyusun artikel ilmiah yang tidak hanya informatif tetapi juga mampu mempengaruhi kebijakan publik.
Pelatihan ini juga menjadi wadah bagi peserta untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait tantangan dalam penulisan ilmiah di bidang lingkungan.
Dalam kesempatan ini, Dr. Hayu Prabowo juga menekankan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan komitmen nyata dalam upaya melestarikan hutan tropis melalui pendekatan lintas agama.
“Konferensi ini bukan hanya sekedar ajang diskusi, tetapi juga sebagai bentuk perwujudan aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim global,” tegasnya.
IRI Indonesia berharap acara ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda dan para penulis untuk terus mengangkat isu-isu lingkungan, khususnya yang terkait dengan hutan tropis dan perubahan iklim, ke dalam karya ilmiah mereka.
“Kami percaya, dengan memperkuat literasi lingkungan melalui penulisan ilmiah, kita dapat mendorong perubahan positif dalam menjaga kelestarian alam Indonesia,” tambah Dr. Hayu.
Acara ini diikuti dengan antusias oleh peserta yang nantinya akan berpartisipasi dalam Konferensi Nasional IRI Indonesia pada 14 September 2024 mendatang. Mereka juga diingatkan untuk segera mengirimkan abstrak penelitian mereka sebelum batas waktu pada 10 September 2024.