Usai public lecture, kegiatan dilanjutkan dengan Memorandum of Agreement (MoA) bersama Kepala Lembaga Kerja Sama-Kantor Urusan Internasional (LK-KUI) UMC, Muhammad Azka Maulana M.Psi.
Kerjasama ini sangat penting untuk optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Pasca penandatanganan MoA, acara dilanjutkan dengan penampilan dari Mahasiswa FEB UMC yang menyuguhi tarian modern dan tradisional yang sangat mengagumkan.
Setelah itu, kegiatan Campus Tour dan mengunjungi Batik Trusmi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari acara ini.
Dr. Sari Laelatul Qodriah, S.E.,M.Si, dosen prodi manajemen FEB MC yang mendampingi Dr. Marlon serta rombongan pun menyampaikan bahwa mengunjungi Cirebon rasanya tak lengkap jika tidak mengunjungi toko oleh-oleh batik yang tidak hanya membeli tapi ikut merasakan pengalaman membatik.
Pakar UMKM masyarakat pesisir ini menuturkan, motif batik Cirebon yang paling terkenal adalah mega mendung yang berbentuk gumpalan-gumpalan awan putih. Motif ini memiliki makna kehidupan dunia atas, kebebasan, atau bisa pula awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan dan pemberi kehidupan.
Motif mega mendung dibuat oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran dan pendiri kerajaan Cirebon. Pangeran Cakrabuana juga paman dari Sunan Gunung Jati. Versi lain menyebut motif ini diadaptasi dari hiasan keramik yang dibawa Putri Ong Tien, putri Kaisar Hong Gie dari masa Dinasti Ming, saat menikah dengan Sunan Gunung Jati. Pernikahan ini menjadi gerbang masuknya pengaruh budaya dan tradisi Cina, termasuk dalam proses dan seni pembuatan batik keraton.
Ada perbedaan antara motif mega mendung dari Cina dan Cirebon. Misalnya, garis awan pada motif mega mendung Cina berupa bulatan atau lingkaran, sedangkan motif Cirebon cenderung lonjong, lancip, dan segitiga.
Penjelasan Dr. Sari pun membuat Dr. Marlon sangat berkesan jika kekayaan alam di Indonesia memang sangat luar biasa.
Apresiasi kepada FEB UMC
Akademisi Thailand kelahiran Filipina itu pun berpesan agar mahasiswa FEB UMC bersyukur kampus punya perhatian besar terhadap warisan budaya seperti batik mega mendung, yang merupakan salah satu bentuk seni batik khas dari Cirebon.
Batik mega mendung tidak hanya merupakan simbol keindahan dan keunikan seni tradisional Indonesia, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dan identitas budaya masyarakat Cirebon.
“Batik di Indonesia merupakan warisan dunia. Tidak hanya Indonesia yang bangga, tapi kami sebagai bagian dari Asia juga merasakan hal yang sama,” ungkap Dr. Marlon.