JAKARTA OTONOMINEWS – Anies Rasyid Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang dikabarkan gagal diusung untuk bertarung di konstentasi kursi Jabar 1, menuai banyak polemik. Kegagalan Anies Baswedan yang dinilai menuai banyak spekulasi.
Dibatalkannya Anies untuk mengikuti Pilgub Jabar dinilai beberapa pengamat politik, lantaran faktor ideologisnya. Namun, ada pulu tudingan yang menyebut karena campur tangan dari kekuatan yang disebut-sebut ‘Mulyono and The Gang’.
Nama Anies sebelumnya juga dikabarkan bakal maju ke Pilkada Provinsi DKI Jakarta, berpasangan dengan Rano Karno, kader PDIP. Namun ini juga batal. Begitu pula untuk Pilkada Jabar, sempat ada kabar Anies akan dipasangkan dengan Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono, ternyata batal juga. Karena kini PDIP lebih memilih mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Sunandar Surapradja, sedangkan di Jakarta PDIP mendaftarkan nama Pramono Anung dan Rano Karno.
Menanggapi pembatalan-pembalakan ini, Sekjen PDIP Hasto Kristianto membantah bahwa ada penolakan di internal partai agar tidak mendukung Anies di Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.
“Oh bukan. Bukan dari penolakan internal. Karena kesepahaman itu sudah dibangun bahkan 1,5 jam kami bicara pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Soekarnoputri,” kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Meski tidak ada opsi maju di Jawa Barat, tapi Hasto mengakui, pihaknya sempat ingin mengusung Anies di Jakarta. Namun ia menyebut upaya campur tangan kekuasaan yang ingin menjegal Anies maju, baik di Jakarta maupun Jabar.
Kata Hasto, mereka adalah pihak yang sama ingin mengubah aturan main dalam konstitusi.
“Kekuasaan itulah yang konstitusi aja mau dilanggar. Itu karena memang upaya untuk mengepung PDIP dan Pak Anies, dan kekuasaan itu terus bekerja tidak pernah berhenti,” katanya.
Di Pilkada Jabar, pada menit-menit terakhir, akhirnya muncul nama Jeje – Ronal menjelang penutupan pendaftaran Kamis (29/8/2024) malam. Bahkan kedua sosok ini hanya hadir secara online lewat sambungan telepon video di KPUD Jawa Barat.