Aksi penanaman pohon ini, terangnya, adalah langkah awal dari rangkaian kegiatan lingkungan yang direncanakan oleh TÜV Rheinland Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
“Perusahaan berharap dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan,” ungkap Nyoman.
Dalam kesempatan yang sama, M. Denny Ermansyah, Direktur SDM, Umum, dan IT Perum Perhutani, mengapresiasi inisiatif ini dan menekankan pentingnya penanaman jenis pohon Multipurpose Tree Species (MPTS) seperti durian dan sukun.
“Kami sangat menghargai langkah konkret yang diambil TÜV Rheinland dalam mendukung pelestarian lingkungan melalui aksi penanaman pohon,” kata Denny Ermansyah.
Tanaman MPTS yang ditanam tersebut, lanjut dia, benar-benar memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan dan dapat menjadi sumber mata pencaharian tanpa perlu menebang pohon.
“Kami berharap inisiatif ini menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mendukung pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Denny menjelaskan lebih lanjut tentang pentingnya tanaman MPTS yang bersifat multiguna karena memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan.
“Selain menghasilkan komoditas kayu dan nonkayu, tanaman ini juga memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat atau petani setempat sebagai sumber mata pencaharian tanpa harus melakukan penebangan pohon,” tambah Ermansyah.
Sebagai informasi, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, emisi karbon di Indonesia saat ini mencapai sekitar 1,8 miliar ton CO² per tahun, menjadikannya salah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia.
Melalui penanaman 200 pohon diharapkan akan terjadi pengurangan emisi karbon sekitar 4.400kg CO² per tahun. Angka ini didasarkan pada perhitungan bahwa setiap pohon mampu menyerap sekitar 22kg CO² per tahun, seperti yang dilaporkan oleh forestdigest.com.[zul]