“Kalau untuk menangani sekian ratus ribu jemaah, diharap sempurna, ya memang tak akan sempurna, gitu loh. Tapi kalau memperbaiki, Gus Yaqut sudah melaksanakan itu. Ya to,” imbuhnya.
Karena itulah, Habib Syakur mengajak DPR dan Kementerian Agama bersikap bijaksana. Tunjukkan jiwa besar dan berbasis pada persaudaraan. Malu kalau persoalan ibadah malah jadi bahan pertentangan, apalagi dijadikan arena tinju politik.
“Seluruh umat Islam harus menjaga supaya yang namanya ibadah haji tertib dan rapi. Tak boleh ada kepentingan politik. Pansus haji harus kedepankan sikap yang objektif. Jangan keterlaluan,” imbuh Habib Syakur.
Bagaimana jika ditemukan ada pelanggaran, termasuk KKN dalam pelaksanaan ibadah haji?
“Kalau itu ya ada panggungnya sendiri. Kalau diduga ada tindak KKN, ya harus nyata di depan mata, dan diserahkan ke penegak hukum. Jangan sampai muncul kesan ada sentimen pribadi. Gitu saja sudah,” tukasnya.
Habib Syakur juga menilai Menteri Agama Gus Yaqut juga harus terbuka. Tak perlu merasa aneh, termasuk ketika bertemu dengan DPR selaku mitra pemerintah.
“Sekarang… Kalau misalnya ada tuduhan macam-macam, itu tinggal dijawab. Bahwa itu tidak benar bla. bla. bla… dan Kemenag susah bekerja profesional. Udah, beres,” lanjutnya.
Pada intinya, Habib Syakur mengajak umat Islam, terutama Nahdliyin agar bersatu padu. Jangan berpecah belah, sedikit pun jangan.
“Mari kita padamkan api amarah. NU adalah salah satu pasak-buminya Indonesia. NU itu fondasi nusantara. Masak iya mau berpecah belah, yang bener aja,” tuntas Habib Syakur.