Lebih lanjut, Hj. Nevi mengangkat isu dinamika perekonomian global yang sangat mempengaruhi harga komoditas strategis seperti minyak sawit, batu bara, dan karet.
“Fluktuasi harga komoditas ini memberikan tantangan besar bagi daya beli masyarakat dan neraca perdagangan Indonesia. Saya ingin tahu program strategis apa yang disiapkan Kemendag untuk menghadapi situasi ini, terutama dalam sinergi dengan kementerian lain, agar dampaknya dapat diminimalisir,” tambahnya.
Dalam diskusi, Anggota FPKS ini juga menyampaikan kekhawatiran terkait perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok dan Uni Eropa yang menyebabkan penurunan ekspor.
“Ini jelas berdampak langsung pada kinerja sektor manufaktur dan agrikultur kita. Pemerintah harus segera merespon dengan memperluas penjajakan kerjasama dagang dengan mitra-mitra baru serta memastikan bahwa UU Perdagangan yang sudah disahkan dapat berperan penting dalam memulihkan kinerja ekspor Indonesia,” tegasnya.
“Saya meminta agar kebijakan perdagangan yang responsif terhadap kondisi perekonomian global sekaligus mendukung program-program yang menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Nevi Zuairina. (Wan)