Janji Allah SWT Bagi Muslim dan Muslimah Yang Beriman dan Taqwa Kepada Nya

Prof. Rokhmin Dahuri dan Dr.Pigoselpi Anas (berbaju merah) bersama Diaspora Indonesia di Rusia, Ahad (15/9/2024). (Foto: Dok RD Institute)
120x600
a

ST. PETERSBURG, RUSIA.OTONOMINEWS.ID – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MSc, saat ini berada di Petersburg, Rusia.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan renungannya terkait janji (komitmen) Allah SWT bagi Muslim dan Muslimah yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.

“Di dalam Al-Qur’an bertaburan janji (komitmen) Allah SWT bagi Muslim dan Muslimah yang beriman dan bertakwa kepada-Nya,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (16/9/2024).

Anggota Dewan Pakar Majelis Nasional (MN)-KAHMI tersebut mengatakan,vbila kita melihat ada orang kafir, munafik, atau orang yang menentang (berbuat maksiat) kepada Allah, tetapi kehidupan dunianya nampak sukses, seperti jabatannya tinggi, hartanya berlimpah, dan/atau popularitasnya menjulang (tersohor).

“Maka, itu namanya ‘istijraj’, yakni Allah membiarkan (menguji) dia. Jika, dia tidak segera bertobat, maka Allah akan mengadzabnya di dunia ini atau di akhirat kelak,” tegasnya.

Lalu ia menguraikan, taqwa adalah mengerjakan semua perintah Allah, dan menjauhi setiap larangan-Nya. Perintah Allah itu bukan hanya berupa ibadah mahdhoh seperti sholat, puasa, dan haji. Tetapi, juga ibadah ghaira mahdhoh seperti membaca, menuntut dan mengamalkan ilmu, rajin bekerja, menolong sesama, senyum, shodaqoh, infak, menyingkirkan duri dari jalan, olah raga, tidak ada rasa dengki, tidak sombong, toleran dan hidup harmonis dengan non-muslim, menjaga lingkungan hidup, dan menjadi rahmat bagi alam semesta.

Kenikmatan (rezeki) Allah yang diturunkan ke dunia hanya satu persen. Sisanya (99) nya disediakan Allah di surga di akhirat kelak (Hadits Nabi Muhammad saw).

” …Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa …” (QS. Al-Hujurat [49]: 13).

Menurutnya, bukan berarti muslim yang beriman dan taqwa tidak boleh jadi kepala negara. Sangat dianjurkan, tetapi jangan jadi kepala negara (pemimpin) seperti Firaun (pembohong, dzalim, dan penuh maksiat).

“Jadilah pemimpin yang capable, shidiq, amanah, fatanah, dan tabligh. Seperti Nabi Muhammad saw, Khulafah Rasyidin, Umar bin Abdul Azis, Harun Al Rasyid, dan Muhammad Al Fatih (Sultan Mehmed II),” sebutnya

Lalu, kata Prof Rokhmin Dahuri, bukan berarti kita tidak boleh jadi orang terkaya. Sangat boleh. Tapi, jangan seperti Qorun. Jadilah seperti Abudrrahman bin Auf, Sayidina Utsman bin Affan. Bukan berarti kita tidak boleh jadi llmuwan ataupun teknokrat. Harus jadi.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *