“Presiden Putin memberikan perintah, kita harus melihat ke Timur. Bagi kami itu petunjuk,” kata Nikolay.
Menanggapi hal itu, Megawati lalu menjelaskan dirinya hadir juga sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, dengan 8000-an lebih peneliti Indonesia yang berpengalaman. Presiden Kelima RI itu lalu memperkenalkan delegasi yang hadir bersamanya.
“Saya ingin mengenalkan anggota rombongan saya supaya nanti bisa menindaklanjuti perbincangan kerja sama diantara kita,” kata Megawati.
Ia memperkenalkan Bambang Kesowo, yang disebut Megawati sebagai merupakan doktor bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual. Lalu Amarulla Octavian, merupakan mantan Rektor Universitas Pertahanan di Indonesia.
“Keduanya dari BRIN,” kata Megawati.
Llu memperkenalkan Rila Agristina dari BPIP; Rokhmin Dahuri dari PDIP; dan Ahmad Basarah yang merupakan pimpinan MPR RI.
“Lalu ini menteri pemberdayaan anak dan perempuan, Bintang Puspayoga. Saya ingin tahu bagaimana Rusia menata dan mendidik perempuan dan terutama anak-anak. Dan kalau bicara pariwisata dia adalah orang Bali,” kata Megawati.
Bagi Megawati, pembicaraan lebih mendalam perlu dilakukan sehingga niatan baik bisa terlaksana. Yang jelas, ia ingin agar kerja sama itu sejalan dengan 12 suborganisasi di dalam BRIN.
“Indonesia butuh dibantu dalam proses untuk ilmu-ilmu dasar. Seperti nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi.”
“Tentunya itu harus lebih didetilkan dari Universitas Petersburg apa saja, dari kami apa saja. Yang harus kita padukan, karena perbedaan paling besar antara Rusia dan Indonesia, Rusia adalah kontinen dan Indonesia adalah archipelago atau negara kelautan,” urai Megawati.
Prof.Nikolay lalu mengatakan bahwa mereka siap untuk membahas lebih lanjut tentang kerjasama diantara kedua pihak.
“Semua hal yang ibu sebutkan tadi sangat menarik bagi kami. Dan semua jurusan kerja sama yang disebutkan, itu bidang yang terkenal di kampus kami. Dan kami punya banyak penelitian dan kami siap bekerja sama. Baik muklir, perlindungan lingkungan, sampai pemberdayaan perempuan,” ujar Nikolay.