RUSIA, OTONOMINEWS.ID – Presiden Kelima RI Prof.Dr.(H.C) Megawati Soekarnoputri menyatakan pentingnya pemerintahan negara-negara di dunia memastikan penggunaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) yang tak boleh mengabaikan kebenaran dan etika kemanusiaan.
Menurut Megawati, dunia saat ini dihadapkan pada ketidakpastian akibat pertarungan geopolitik, perang dagang, perebutan sumber daya strategis, dan persaingan teknologi.
“Dalam perang hegemoni tersebut, banyak yang mengkhawatirkan penggunaan artificial intelligence untuk keperluan perang yang mengancam peradaban,” ujar Megawati.
Baginya, perkembangan AI memang luar biasa. Kecerdasan buatan menawarkan peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, pengurangan human error, dan menghasilkan akurasi tinggi di dalam menyelesaikan berbagai persoalan di bidang kesehatan, pertanian, transportasi, industri manufaktur, pendidikan, dan lain sebagainya.
Begitu pesatnya perkembangan AI, ujar Megawati, sampai ada yang membayangkan bahwa daya cipta yang menjadi otoritas Tuhan bisa dipindahkan ke ranah manusia melalui kemajuan AI.
“Bisa dibayangkan, jika manusia hidup dalam suatu sistem yang dipenuhi ‘manusia robot’. Manusia robot ini serba ber-algoritma dan mengambil keputusan atas dasar rasionalitas program kecerdasan buatan, disertai olahan big data,” ujar Megawati.
“Sementara manusia itu lahir secara alami, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Dalam berbagai film futuristik, revolusi AI menciptakan bio-human robotic. Bisa dibayangkan jika lahir manusia buatan tanpa melalui proses reproduksi yang natural sebagai karya Ilahi. Kegelisahan atas masa depan AI yang menggantikan peran manusia ini banyak diungkapkan. Terlebih dengan keputusan otonomnya yang bisa mengabaikan etika kemanusiaan dan hati nurani menciptakan ancaman bagi umat manusia,” urai Megawati.
Kegelisahan itu nampak nyata, lanjut Megawati, ketika dalam berbagai kejadian, termasuk dalam Pemilu di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, sudah muncul penyalahgunaan AI. Yakni terkait dengan berita bohong, hoax, dan social engineering lainnya, hingga menciptakan tiruan ucapan manusia yang nyaris sempurna.
Putri Proklamator RI Bung Karno itu lalu bercerita, sebelum ke Rusia, dia ditunjukkan sebuah video. Di sana, Megawati sedang bernyanyi. Ternyata video itu berbasis AI, diambil dari gambar dirinya ketika sedang melakukan rapat di PDIP.
Menurut Megawati, video AI itu terlihat sangat riil dan seakan nyata. Suaranya di video AI itu terdengar nyata, seakan-akan asli. Padahal Megawati sendiri tidak pernah menyanyikan lagu yang ada di dalam video tersebut.