Angka Pengangguran Sumbar Menurun, Gubernur Mahyeldi Optimalkan Serapan Tenaga Kerja

Angka Pengangguran Sumbar Menurun, Gubernur Mahyeldi Optimalkan Serapan Tenaga Kerja
120x600
a

Ia menambahkan, selain itu juga dilakukan kegiatan pemagangan tenaga kerja dalam negeri yang menjadi salah satu program kolaborasi Disnakertrans Sumbar dengan Kemenaker. Pada tahun 2023 lalu sebanyak 200 orang pencari kerja mendapatkan kesempatan magang di berbagai perusahaan. Daya ungkitnya sangat besar dalam membantu penyerapan tenaga kerja.

“Hasilnya sekitar 85 persen diantaranya terserap. Setelah 6 bulan mengikuti magang dan mendapatkan support sebesar Rp 1 juta perbulan yang dianggarkan melalui APBN, sebanyak 160 orang diterima bekerja. Sekarang program yang sama juga tengah berlangsung untuk 179 orang pencari kerja, kita targetkan juga banyak yang diterima di perusahan tempat pemagangannya tersebut,” jelasnya didampingi Kabid Pelatihan dan penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Sumbar Rina Adyanti.

Ia menyampaikan, pada tahun 2024 juga dilakukan perluasan kesempatan kerja melalui pola grameen bank, terdapat sebanyak 369 UMKM diberdayakan. Upaya ini juga menjadi bagian dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja di Sumbar.
“Kita juga melaksanakan pelatihan peningkatan produktifitas untuk wirausaha baru untuk 150 orang,” ungkapnya.

Berbagai upaya yang dilakukan dalam perluasan kesempatan kerja ini juga berdampak positif terhadap serapan tenaga kerja dalam negeri pada sejumlah sektor lapangan usaha di Sumbar. Tahun 2021 sebanyak 2.761, tahun 2022 sebanyak 3.442, tahun 2023 menjadi 7.200 dan tahun 2024 sebanyak 2.644. Adapun sektor lapangan usaha tersebut meliputi pertanian, pertambangan, industri pengolahan, listrik, gas dan air, pengadaan air, kontruksi, perdagangan, angkutan, akomodasi, informasi dan komunikasi, keuangan, REI, jasa dan lain-lain.

“Pada tahun 2024, jumlah tenaga kerja yang ditempatkan melalui Antar Kerja Lokal (AKL) sebanyak 2.445 orang, Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 201 orang, dan Antar Kerja Antar Negera (AKAN) sebanyak 2.702 orang,” jelasnya.

Dalam penempatan tenaga kerja luar negeri yang dilakukan melalui Balai Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan juga BP3MI, ia menyebutkan juga terus menunjukkan peningkatan, pada tahun 2021 sebanyak 13 orang dikirim bekerja ke luar negeri, tahun 2022 sebanyak 571 orang, tahun 2023 sebanyak 875 orang dan diharapkan pada tahun ini jumlahnya akan terus meningkat.

“Malaysia menjadi negara terbanyak yang menerima tenaga kerja Sumbar, diurutan kedua Jepang. Namun ada juga ke beberapa negara lainnya, seperti Jerman dan Australia. Kebanyakan tenaga kerja tersebut bekerja di sektor formal, untuk informal banyak di Australia, mereka bekerja sambil berlibur disana,” terangnya.

Tio (27) sebagai salah seorang yang belum memiliki pekerjaan tetap di Sumbar, ia mengatakan peluang kerja di Sumbar sebetulnya banyak, tapi memang sebagian besarnya berada di sektor non formal. Salah satu penyebab utama dari masih banyaknya angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan tetap adalah faktor psikologis.

“Sebetulnya peluang kerja itu ada, tapi sebagai seorang sarjana dengan usia yang belum 30 tahunan, kadang kita gengsi untuk bekerja di sektor non formal. Toh peluang PNS dan BUMN masih terbuka,” ungkapnya.

Ia meyakini, psikologis yang sama juga terjadi di angkatan kerja yang lain. Ia juga mengaku selalu hadir bersama teman-temannya dalam setiap kegiatan job fair yang diselenggarakan pemerintah daerah, meski pun dirinya tidak mengambil kesempatan dalam kegiatan tersebut.

“Dalam setiap kegiatan Job fair saya dan teman-teman hadir, tapi hanya melihat-lihat, kami hanya memastikan apakah ada peluang bekerja di BUMN atau tidak,” pungkas Tio. (adpsb/bud)

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *