Ia menjelaskan, di Indonesia kekusaan sesungguhnya berada di tingkat pusat. Sementara di Amerika Serikat kekuasaan sesungguhnya ada pada negara bagian.
“Karena itu, Indonesia di pusatnya gemuk tapi di provinsinya ramping. Sebaliknya di Amerika Serikat pusatnya ramping tapi negara bagiannya gemuk,” ungkap R Haidar Alwi.
Dirinya menyebut, rata-rata provinsi di Indonesia hanya memiliki 22 dinas. DKI Jakarta dan Jawa Timur misalnya. Jika ditambah satuan kerja lainnya, jumlah masing-masingnya adalah 42 dan 56.
Bandingkan dengan dua negara bagian terbesar di Amerika Serikat, yaitu California dan Texas yang masing-masing jumlah departemennya mencapai 200 dan 237.
“Jadi kalau dilihat lebih dalam, pemerintahan Amerika Serikat itu justru jauh lebih gemuk dari Indonesia,” terang R Haidar Alwi.
Oleh karena itu menurutnya, penambahan jumlah kementerian kabinet Prabowo masih wajar dan masuk akal. Mengingat karakteristik bangsa dan negara yang besar dan beragam, kebutuhan serta tantangan yang dihadapi ke depannya.
“Lagi pula kabinet itu hak prerogatif Presiden. Selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ya sah-sah saja.”
“Jangan buru-buru menghakimi, tunggu. Kasih kesempatan untuk bekerja, setelah itu baru dievaluasi,” pungkas R Haidar Alwi.