JAKARTA, OTONOMINEWS.ID – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menegaskan bahwa sinergisitas inovasi daerah merupakan kunci percepatan penurunan angka stunting dan kemiskinan.
Hal ini disampaikan Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo saat memandu jalannya penilaian Presentasi Kepala Daerah yang berlangsung secara daring dan luring dari Ruang Video Conference BSKDN. Kegiatan itu merupakan rangkaian dari tahap penilaian daerah terinovatif dalam ajang Innovative Government Award (IGA) 2024.
Dalam sesi diskusi, Yusharto menyampaikan bahwa angka stunting dan kemiskinan yang masih tinggi menjadi tantangan besar bagi pembangunan daerah. Karena itu, peningkatan sinergisitas dalam inovasi daerah merupakan langkah strategis yang harus dilakukan untuk mencapai hasil optimal.
“Kita perlu berkolaborasi lebih erat antara pemerintah daerah, masyarakat, sektor swasta, dan berbagai pihak lainnya agar stunting maupun kemiskinan dapat teratasi dengan baik,” ujarnya.
Dia menyoroti beberapa contoh sukses dari daerah yang telah menerapkan inovasi dalam penanganan stunting dan kemiskinan. Salah satu contohnya adalah program kolaboratif yang mengintegrasikan bantuan sosial, pendidikan, dan kesehatan berbasis data.
Program ini telah berhasil menurunkan angka stunting di beberapa daerah yang memiliki prevalensi tinggi. Ini misalnya inovasi Desa Tuntas Kemiskinan (Desa Tuntas), inovasi Mitra Desa milik Kabupaten Wonogiri, hingga inovasi Dapur Lawan Stunting yang Berfokus pada Pencegahan Kerdil dengan Makanan yang Berkualitas (Si Darling yang Cerdas) yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.