“Saya percaya akan kualitas rekan-rekan Baznas di Sumbar. Selain karena memang mempunyai jaringan yang bagus, juga berkualitas dalam hal infrastruktur, digitalisasi, dan pelaporan yang sangat akurat secara data,” ucap Noor Achmad dalam sambutannya.
Ia mengatakan, di era digital dan dinamika sosial ekonomi yang cepat berubah, amil zakat tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian teknis dalam pengelolaan zakat, tetapi juga keterampilan dalam manajemen, teknologi, dan pelayanan publik yang optimal.
“Alhamdulillah, di Sumbar peran amil sangat penting sebagai ujung tombak dalam memastikan zakat dapat dikelola secara profesional, transparan, dan amanah, sehingga membawa manfaat yang optimal bagi mustahik dan kesejahteraan umat di Sumbar,” ucapnya.
Termasuk lagi, sambungnya, dalam menghadapi tantangan besar dalam mengelola zakat di tengah perkembangan zaman. Noor melihat, pengelolaan zakat di Sumbar telah memanfaatkan digitalisasi untuk mempermudah berbagai aspek, seperti pengumpulan dana, pendistribusian, hingga pelaporan kepada publik.
“Hal ini menjadikan BAZNAS Sumbar cukup mendapatkan simpatik dari masyarakat. Kita dapat mencontoh kisah Nabi Sulaiman, salah satu pemimpin yang dapat memanfaatkan perkembangan zaman untuk kepentingan umat pada zamannya,” ungkapnya. (wan/adv/nov)