Terlebih jembatan Silotuha itu adalah penghubung dua kabupaten sekaligus, yakni Kabupaten Simalungun dan Kabipaten Asahan. Jembatan Silotuha menjadi akses anak-anak sekolah, akses ibu-ibu belanja sembako, serta jalur alternatif menuju Kota Perdagangan dan Pematang Siantar.
Kekesalan masyarakat Huta Bayu Raja pun kembali diungkapkan saat rapat kedua membahas pembangunan bronjong Rp3,2 miliar di Kantor Desa Jawa Baru, Huta Bayu Raja pada Selasa (12/11/2024).
Rapat itu dihadiri Kapolsek Tanah Jawa Kompol Asmon Bufitra SH,MH. Kanit Reskrim Polsek Tanah Jawa Japen Situmorang, pihak PUPR M. Lubis, Camat Huta Bayu Raja Ferry Risdoni Sinaga, Pangulu Jawa Baru Novita Firdaus Simanjuntak, serta elemen Warga Nagori Jawa Baru.
Pada rapat itu, warga mempersoalkan proyek bronjong Rp3,2 miliar yang sitengarai dibangun secara sepihak, tanpa melibatkan aspirasi masyarakat Jawa Baru dan Huta Bayu Raja.
“Tidak ada sosialisasi kepada masyarakat bahwa akan dibangun bronjong dan ada anggaran Rp3,2 miliar. Padahal selama ini yang diharapkan adalah membangun jembatan Silotuha. Maka kami menolak pembangunan bronjong ini,” kata masyarakat Jawa Baru dalam rapat tersebut.