Film ini menawarkan tontonan yang berbeda dari biasanya, karena para pemain menggunakan dialog bahasa melayu Manado, namun subtitle nya adalah bahasa Indonesia. Mariara digarap apik dengan tempo yang normal berdurasi 1 jam, 37 menit.
Usai Gala Premiere, pakar marketing Herman Kertajaya yang turut menyaksikan film tersebut memberikan apresiasinya terutama dalam penonjolan yang kental dengan budaya serta adat yang melekat dan dimiliki masyarakat Minahasa.
“Terimakasih buat Sutradara Pak Veldy Reynold Umbas, yang sudah berkarya baik, semoga Pak Veldy bisa melanjutkan dengan karya-karya yang lain dan ide cerita yang berbeda. Dan kami sudah mendengar sudah ada bocoran untuk judul film selanjutnya, yang tentunya akan ditunggu tanggal mainnya,” ungkap Hermawan.
Produser Eksekutif Michael Umbas menambahkan, Film Mariara merupakan kerja keras manajemen dan Gorango Pictures dan didukung berbagai pihak, sehingga hal itu menjadi penyemangat bagi karya-karya berikutnya.
Sementara Produser Merdy Rumintjap bercerita film Mariara bisa ditayang di XXI, berkat doa dan dukungan warga Sulawesi Utara dan masyarakat pecinta film di Indonesia.
Juga story telling film Mariara, menurut sutradara Veldy Reynold digarap menggunakan struktur multiplot, yang memancing logika berpikir penonton. Meski demikian penyajiannya sederhana dengan perpindahan scene yang cepat.
Veldy menambahkan, sinopsis film ini bercerita tentang konflik sosial, ekonomi dan religius. Berlatar kejadian true story di Minahasa tahun 1990an tentang bayi-bayi yang hilang. Karena itu, film ini sangat menarik untuk jadi tontonan pasca mencoblos di TPS pada Pilkada serentak nanti.
“Pada tanggal 27 nanti, usai memilih ayo kita relaksasi pikiran, kendorkan tensi politik kita dengan nonton film Mariara di Bioskop, film yang menegangkan, menghibur dan banyak pesan moral,”kata Veldy.