Mufti juga menyebut kasus kerusakan kendaraan akibat Pertamax menimpa warga di Pasuruan, wilayah dapilnya. Menurutnya, masyarakat rela membeli BBM dari SPBU BP, perusahaan migas asal Inggris, meskipun harus menempuh perjalanan jauh.
“Di dapil saya, banyak yang lebih memilih BBM dari BP karena harganya kompetitif dan kualitasnya lebih baik,” ujarnya.
Dalam rapat bersama Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius, Mufti menuntut tindakan konkret untuk menanggapi keluhan masyarakat, termasuk perbaikan kualitas produk, pengawasan distribusi, dan penanganan kecurangan di SPBU.
“Termasuk kecurangan yang dilakukan SPBU kepada konsumen. Kita butuh komitmen nyata dari Pertamina untuk memperbaiki layanan,” ucapnya.
Ia juga meminta Pertamina memberikan kompensasi kepada konsumen jika terbukti BBM merusak mesin kendaraan. “Langkah ini akan menunjukkan tanggung jawab Pertamina terhadap konsumennya,” imbuh Mufti.
Mufti membandingkan harga BBM Pertamina dengan Petronas Malaysia yang disebutnya lebih murah hingga 50 persen. Ia menilai perbandingan ini menunjukkan perlunya pembenahan mendalam di tubuh Pertamina.
“Jika Pertamina tidak bisa memberikan BBM yang murah dan berkualitas, beri kesempatan ke pihak lain seperti Petronas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita,” pungkas Mufti.[dnl]