Situasi memanas ketika Dwi tetap bersikeras menolak permintaan tersebut. Pelaku kemudian melemparkan berbagai barang ke arah Dwi, mulai dari patung, bangku, hingga mesin EDC.
Ketika Dwi mencoba mengambil tas dan telepon genggamnya yang tertinggal di dalam ruangan, serangan pun berlanjut. Barang-barang seperti kursi dan loyang kue dilempar hingga mengenai kepala Dwi, menyebabkan luka berdarah.
“Saya kabur ke belakang, ke area oven, tapi tetap dilempari barang-barang. Akhirnya kepala saya kena loyang kue sampai berdarah,” ujar Dwi sambil menahan tangis.
Dwi sempat berpikir untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Namun, niat itu dihalangi oleh adik pelaku. Bersama rekan-rekan kerja lainnya, Dwi meminta dibuatkan perjanjian tertulis agar ia tidak lagi diminta melayani permintaan pribadi pelaku. Sayangnya, kekerasan tetap terjadi.
Kisah Dwi Ayu Darmawati menarik perhatian publik karena memperlihatkan dugaan arogansi pelaku sebagai anak pemilik toko, termasuk ancaman bahwa ia “kebal hukum.” Peristiwa ini pun menjadi sorotan Komisi III DPR RI, yang tengah mendalami kasus tersebut.
Dwi berharap agar mendapatkan keadilan atas peristiwa kekerasan yang menimpanya. “Saya hanya ingin keadilan,” tutupnya.[dnl]