Salah satu prinsip kepemimpinannya yang menonjol adalah semangat kolaborasi lintas agama dan budaya, menciptakan dialog yang konstruktif di tengah keberagaman bangsa.
Keharmonisan yang dirintis oleh Haidar Alwi dalam ranah sosial dan toleransi menemukan implementasi nyatanya dalam kebijakan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pendekatan ini mencerminkan perpaduan antara filsafat cinta kasih dan kepemimpinan praktis. Cinta kasih tidak hanya menjadi wacana, tetapi terwujud dalam tindakan nyata yang mendukung perdamaian dan kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, cinta kasih bukan sekadar konsep teologis, tetapi juga landasan etis yang relevan dalam membangun masyarakat inklusif.
Baik melalui pemikiran Haidar Alwi maupun kebijakan Jenderal Listyo prabowo, cinta kasih menjadi bukti bahwa nilai-nilai ketuhanan dapat menjawab tantangan sosial dan politik di dunia modern.