” Hal ini penting, agar investor merasa yakin dengan iklim investasi migas di Indonesia,” sambung legislator asal Sumatera Barat II ini.
Peluang Besar Investasi Migas di ASEAN
Nevi juga mengingatkan pemerintah untuk merespons prediksi perusahaan riset energi asal Norwegia, yang menyebutkan Indonesia akan menjadi tujuan utama investasi migas di Asia Tenggara pada 2025, dengan porsi mencapai 60 persen dari total investasi migas di ASEAN.
Ia menyebut, cadangan besar gas di Blok South Andaman, Blok Geng North, dan Blok Masela adalah peluang yang harus dimanfaatkan untuk mencapai target lifting migas dalam APBN 2025 sebesar 605 ribu barel minyak per hari dan 5.629 juta kaki kubik gas per hari.
Penegakan Hukum Terhadap Aktivitas Ilegal
Selain itu, Nevi menegaskan pentingnya penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal di sektor migas.
Untuk itu, dia mendorong revisi Permen ESDM No. 1/2008 dan pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum di bawah Kementerian ESDM untuk menindak aktivitas seperti illegal drilling dan illegal refinery secara tegas.
“Kepercayaan investor harus dijaga dengan memastikan semua permasalahan yang menghambat sektor migas dapat segera diselesaikan. Jika tidak, peluang besar ini hanya akan menjadi mimpi. Pemerintah harus menunjukkan keseriusan dalam mendukung pengembangan migas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungka Nevi.(Wan/*)