Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa kredit yang diberikan aman dan tidak berisiko macet.
“Dan jika bank menyalurkan Kredit pasti ada anggunannya yang jumlah lebih lebih besar dari kredit yang di salurkan,” jelas Habib Syakur.
Selain itu, Habib Syakur mengingatkan bahwa Bank BNI itu statusnya perusahaan terbuka yang harus transfaran dan kredibel dalam memberikan laporan kinerja keuangannya
Ia pun menyampaikan kinerja Bank BNI sebagai bukti dari kinerja para Direksi Bank BNI yang bisa jadi ukuran.
Berikut adalah beberapa kinerja BNI di tahun 2024:
Penyaluran Kredit
Per November 2024, BNI menyalurkan kredit sebesar Rp739,54 triliun, tumbuh 10,96% secara tahunan.
Pendapatan Operasional
Pada kuartal III/2024, pendapatan operasional sebelum pencadangan (PPOP) BNI mencapai Rp8,8 triliun.
Laba Bersih
Per November 2024, BNI mencetak laba bersih sebesar Rp19,81 triliun, tumbuh 4,04% secara tahunan.
Dana pihak ketiga (DPK)
Per November 2024, BNI menghimpun DPK sebesar Rp783,78 triliun, tumbuh 6,99% secara tahunan.
Dana Murah (CASA)
Per November 2024, CASA BNI mencapai Rp559,35 triliun, tumbuh 11,08% secara tahunan.
Pendapatan bunga
Per November 2024, pendapatan bunga BNI mencapai Rp58,80 triliun, tumbuh 5,28% secara tahunan.
Beban bunga
Per November 2024, beban bunga BNI mencapai Rp23,19 triliun, tumbuh 23,30% secara tahunan.