ASN Kemendikti Saintek Demo, Adakah Motif ‘Playing Victim’ Karena Ogah Dipindah Jabatan?

120x600
a

Program strategis, biasanya berpotensi mengganggu tirani birokrasi yang cenderung terganggu kenyamannya. Sebab terlalu lama, pada posisi jabatan tertentu bisa jadi candu.

Tak sedikit pihak yang menduga ada aktor tertentu yang memanfaatkan isu ini untuk menghambat kebijakan reformasi di Kemendikti Saintek.

Dunia pendidikan tinggi sendiri kerap disebut (diduga) sebagai “sarang mafia” oleh berbagai pengamat, terutama karena kementerian ini mengelola anggaran yang sangat besar, yakni mencapai Rp57 triliun.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Rp33 triliun) sertementerian Kebudayaan (Rp3 triliun).

Dengan anggaran sebesar itu, muncul kekhawatiran akan adanya tarik menarik kepentingan yang dapat menghambat program-program prioritas pemerintah.

Demonstrasi sejumlah ASN bersama Asosiasi Dosen dengan isu pembayaran tukin, justru ditumpangi isu personal yang belum terbukti secara hukum.

Salah satu sosok ASN dibalik demo itu adalah diduga adalah Neni Herlina, seorang pegawai Kemenristek RI yang saat ini menduduki posisi jabatan sebagai Pj. Rumah Tangga. Selain ia juga menjabat sebagai Pranata Humas (Prahum) Ahli.

Sejak 2016 menjabat sebagai Pj. Rumah Tangga sekaligus memiliki fungsi kehumasan merasa terhina karena pemecatan sepihak dari Menteri.

Ia sudah menempati jabatan di lingmungan tersebut selama hampir 9 tahun. Apakah itu yang mengganggu kenyamanan?. Termasuk bagi jaringan dan akar-akarnya yang selama ini mencengkram kuat?,” ujar Ridwan.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j