JAKARTA, OTONOMINEWS.ID – Seiring dengan perkembangan zaman, Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri tak pernah berhenti berinovasi. Setiap periode kepemimpinan membawa warna baru, dengan satu hal yang tetap konsisten, yaitu pelayanan administrasi kependudukan yang selalu berusaha menjadi lebih baik. Dari slogan “Dukcapil BISA” yang pertama kali diperkenalkan pada 2016, GISA tahun 2018, Dukcapil Go Digital tahun 2019, hingga Dukcapil PRIMA tahun 2023. Setiap transformasi memiliki makna dan filosofi tersendiri.
Tak sekadar tagline, setiap slogan yang lahir mencerminkan semangat perubahan yang diusung oleh masing-masing Direktur Jenderal (Dirjen). Mari kita simak perjalanan empat branding besar Dukcapil yang menjadi saksi pergeseran pelayanan publik dari yang manual, menuju era digital dan kini mengutamakan profesionalisme serta kepercayaan.
Dukcapil BISA: Berkarya, Inovasi, Sabar, dan Adaptif
Pada tahun 2016, di bawah kepemimpinan Prof. Zudan Arif Fakrulloh, Ditjen Dukcapil memperkenalkan slogan Dukcapil BISA. BISA adalah akronim dari “Berkarya, Inovasi dan Inisiatif, Sabar namun penuh semangat, serta Adaptif dan Amanah. Slogan ini menjadi landasan bagi seluruh aparatur Dukcapil dalam menjalankan tugasnya.
“Kami ingin menciptakan budaya pelayanan yang tidak hanya inovatif, tetapi juga penuh semangat dalam melayani. Sabar dalam menghadapi tantangan, namun tetap mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan,” ujar Prof. Zudan dalam berbagai kesempatan.
Di bawah kepemimpinannya, Dukcapil BISA menjadi representasi dari komitmen aparatur Dukcapil yang selalu ‘bisa” untuk terus berkarya dengan penuh amanah dan integritas.
Pada masa ini, Zudan memperkenalkan berbagai inovasi pelayanan yang memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dokumen kependudukan. Dengan semangat BISA, setiap petugas Dukcapil di seluruh Indonesia dilatih untuk selalu siap memberikan layanan yang responsif dan ramah kepada masyarakat, tak peduli seberapa berat tantangannya.
GISA: Gerakan Indonesia Sadar Adminduk
Selanjutnya pada 8 Februari 2018 pada Rakornas Dukcapil di Kota Batam, Kepri, Prof. Zudan meluncurkan Gerakan Indonesia Sadar Adminduk (GISA). Tujuan besar GISA adalah untuk membangkitkan kesadaran masyarakat, aparatur pelayanan Dukcapil, dan lembaga pengguna tentang pentingnya administrasi kependudukan.
Ada empat tujuan utama dalam GISA: 1). Sadar Kepemilikan Dokumen Kependudukan: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan untuk berbagai keperluan terutama untuk pelayanan publik; 2). Sadar Pemutakhiran Data Kependudukan: Mengajak masyarakat untuk selalu memperbarui data kependudukan mereka setiap ada peristiwa penting dan peristiwa kependudukan seperti lahir, mati, kawin cerai, perubahan nama, perubahan Alamat dll; 3). Sadar Pemanfaatan Data Kependudukan: Data kependudukan digunakan untuk semua keperluan, seperti perencanaan pembangunan, pelayanan publik, dan penegakan hukum, dll.
Dan ke-4, Sadar Pelayanan Adminduk yang Membahagiakan: Meningkatkan kualitas pelayanan Adminduk sehingga lebih efektif dan efisien, serta menyederhanakan mekanisme pelayanan.
Dukcapil Go Digital: Digitalisasi untuk Kemudahan Layanan
Pada Rakonas Dukcapil di Makassar, Sulawesi Selatan, Februari 2019, Prof. Zudan kembali meluncurkan inovasi besar lainnya, kali ini dengan fokus pada teknologi. Branding Dukcapil Go Digital menjadi penanda era baru dalam pelayanan publik.
Dukcapil Go Digital ditandai oleh beberapa inovasi penting yang telah diterapkan oleh Ditjen Dukcapil. Berikut adalah beberapa hal utama yang menandai transformasi ini:
1. Digitalisasi Dokumen: Dokumen seperti kartu keluarga dan akta kelahiran yang sebelumnya ditandatangani dan distempel secara manual, kini ditandatangani secara elektronik (TTE), sehingga dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Saat ini, seluruh dokumen kependudukan kecuali KTP-el dan KIA telah ditandatangani secara digital.
2. Identitas Kependudukan Digital (IKD): platform ini memudahkan penduduk dalam pelayanan dokumen kependudukan. Fitur-fitur seperti biometric login, biodata, data keluarga, pelayanan, manajemen dokumen digital dan lainnya dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.
3. Anjungan Dukcapil Mandiri: Dukcapil juga telah menghadirkan anjungan mandiri layaknya ATM di perbankan di berbagai tempat yang mudah dijangkau masyarakat, seperti di Mal Pelayanan Publik (MPP) dan tempat-tempat keramaian yang mudah dijangkau untuk memudahkan akses masyarakat.
4. Revolusi Kertas Putih: Ditandai dengan penggunaan kertas putih HVS 80 gram menggantikan kertas security printing untuk mencetak dokumen kependudukan, yang nantinya bakal beralih sepenuhnya ke digital.