Jakarta, LiraNews.com – Ir. R. Haidar Alwi, MT, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menilai kasus Pertamina harus menjadi pintu masuk untuk memberantas mafia migas hingga ke akar-akarnya.
Haidar menyebut kasus Pertamina ini bukan sekadar skandal pengoplosan BBM atau penyimpangan distribusi. Ada mafia migas yang telah berakar kuat dan menggerogoti kekayaan negara selama bertahun-tahun.
“Kasus ini tidak boleh hanya berhenti pada penindakan terhadap beberapa individu. Kita harus melihat lebih jauh, siapa yang mengendalikan skema besar mafia migas ini dan bagaimana sistem yang ada selama ini membiarkan mereka beroperasi tanpa tersentuh,” tegas Haidar Alwi diterima awak media pada Senin (3/3/2025).
Kasus dugaan korupsi di tubuh Pertamina sejauh ini sudah menjerat tujuh tersangka dan potensi kerugian negara hingga ratusan triliun rupiah.
Menurut Haidar, permainan dalam tata kelola minyak mentah dan BBM impor bukanlah hal baru. Mark-up harga impor minyak, pengaturan broker, serta manipulasi kontrak pengiriman adalah modus lama yang terus terjadi karena lemahnya sistem pengawasan.
Jika tidak ada reformasi struktural yang serius, maka mafia migas akan terus mencari celah baru untuk meraup keuntungan pribadi.
Mafia Migas, Ancaman bagi Kesejahteraan Rakyat.
Haidar Alwi menyoroti bagaimana mafia migas telah lama menjadi penghambat bagi kesejahteraan rakyat. Alih-alih energi dikelola untuk kepentingan publik, sistem yang ada justru lebih berpihak pada kepentingan segelintir elite yang mengeruk keuntungan dari kebijakan energi nasional.
“Selama mafia migas masih bercokol di dalam sistem, jangan harap harga BBM bisa stabil dan terjangkau bagi rakyat. Mereka yang bermain di balik layar inilah yang membuat kita selalu menghadapi krisis harga energi,” tegas Haidar Alwi.
Lebih lanjut, Haidar Alwi menegaskan bahwa perbaikan tata kelola energi harus dimulai dari transparansi dan akuntabilitas di dalam tubuh BUMN strategis seperti Pertamina. Tanpa perubahan mendasar, kasus serupa akan terus berulang dengan aktor yang berbeda.

Langkah Konkret: Reformasi Tata Kelola Energi.
Haidar Alwi mengusulkan beberapa langkah konkret yang harus segera diambil pemerintah agar kasus ini menjadi momentum perbaikan, bukan sekadar skandal sesaat: